22.12.12

Sifat-sifat kepemimpinan


Pemimpin ialah seorang yang mengetahui tujuannya dengan jelas, serta mampu mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan orang-orang lain untuk mencapai tujuan tersebut, secara efektif[1].
3 Teori kepemimpinan:
Ø  Teori Genetis (Heriditas)
”Leaders are born and not made”
Penganut teori ini percaya bahwa seseorang menjadi pemimpin oleh karena memang ia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Ø  Teori Sosial
“Leaders are made and not born”
Mereka percaya bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin, kalau dia memperoleh pendidikan dan pengalaman serta mempunyai kesempatan yang cukup.
Ø  Teori Ekologis
Seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik, kalau memang ia memiliki bakat-bakat yang bersifat genetis (namun bakat-bakat ini hanyalah suatu potensi yang perlu dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan, pengalaman, dan kesempatan).
Apakah kita dilahirkan sebagai seorang pemimpin?
Sering kali di antara kita muncul pertanyaan demikian di dalam hati masing-masing, dan sekarang tentunya ke-3 teori membantu menjawab kita, apakah kita memang dilahirkan sebagai seorang pemimpin? Ketika kita sudah memiliki jawabannya, sekarang yang kita butuhkan ialah sifat-sifat yang harus kita miliki sebagai pemimpin, sekarang kelompok kami, akan mengupas sedikit mengenai sifat-sifat yang harus di miliki.
Sifat-sifat kepemimpinan
Seorang pemimpin memerlukan sifat-sifat yang harus dimiliki, karena seorang pemimpin bukanlah suatu pekerjaan yang sementara, melainkan pekerjaan yang bernilai kekal (Ef.2:10). Sifat-sifat itu a.l:
1.    Jujur
2.    Berpandangan luas
3.    Obyektif
4.    Hikmat
5.    Tegas dan jelas
6.    Bertanggung jawab
7.    Terarah pada tujuan
8.    Mengontrol amarah, memelihara kesabaran
9.    Mengatasi kekuatiran, konflik, dan kecemasan
10.  dll
Berikut penjelasannya                          
1.    Jujur
Mzm.64:11 Orang benar akan bersukacita karena Tuhan dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.
Seorang pemimpin rohani harus menyadari keadaan rohaninya sendiri. Kita tidak dapat mengukur rohani orang lain, namun kita dapat mengukur tingkat kerohanian kita. Dengan mengerti kerohanian kita sendiri, kita dapat berdiri menolong orang lain, kita juga dapat berbicara kepada orang lain dengan tidak berlebihan dan juga tidak terlalu merendahkan diri. Jika kita gagal dalam hal rohani, tentunya akan berakibat dalam hal sekuler. Dalam hal kejujuran akan membuat kita dan orang lain tahu bahwa kita bukanlah super hero yang serba bisa.
2.    Berpandangan luas
Banyak pemimpin yang bekerja keras dengan melewati tantangan, rintangan, bahkan sampai air mata, namun akhirnya tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan. Contoh, Musa tidak diperkenankan Tuhan untuk memasuki tanah perjanjian (Ul.3:23-27). Berpandangan luas adalah salah satu seni dalam seorang pemimpin. Dalam hal berpikir inilah yang dibutuhkan seorang pemimpin, sehingga ia tidak hanya memaksakan kehendak sendiri / memaksakan ego sendiri, namun lebih mau mendengarkan saran dari orang lain.

3.    Obyektif
Obyektif artinya memandang sesuatu sebagaimana adanya dan juga menerima sesuatu sebagaimana adanya, seorang yang obyektif berarti ia dapat melihat keseluruhan dalam berbagai hal dengan mengambil garis yang tepat dari sebagala keseluruhan yang dapat kita lihat.
Contohnya, kita mengadakan rapat dengan 5 orang, maka kita pasti akan menemukan 5 pendapat. Obyektif di sini berarti kita bersedia mendengarkan ke 5 pendapat ini dengan tidak meremehkan.
4.    Hikmat
Ams.8:11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang tidak dapat menyamainya.
Ams.8:12 Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapatkan pengetahuan dan kebijaksanaan.
Ketika kita menjabat sebagai seorang pemimpin, tentunya akan banyak perkara yang terjadi, yang tidak dapat kita mengerti, maka itu kita harus memiliki hikmat untuk menjawab setiap perkara tersebut.
Langkah untuk mendapatkan hikmat ialah:
1.    Berdoa Yak.1:5 ; Ams.4:5 ; Yoh 15:7
2.    Firman Tuhan, makin banyak kita membaca Firman Tuhan, maka akan banyaklah kita memiliki hikmat Ams.8:17,21
5.    Tegas dan jelas
Ketika kita mengambil suatu kesimpulan, hendaknya kesimpulan tersebut dapat diterima oleh semua pihak dengan tidak merendahkan pendapat orang lain.
6.    Bertanggung jawab
Setiap pemimpin harus sadar bahwa tidak ada pemimpin yang tidak pernah tidak gagal. Apapun skill yang dimilikinya, talenta, atau bahkan bakat sekalipun, ia pasti pernah mengalami kegagalan. Namun di tengah kegagalan ini, seorang pemimpin harus memiliki sifat bertanggung jawab, sehingga ia mampu untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai, dan dapat bangkit kembali setelah mengalami kegagalan.
7.    Terarah pada tujuan
Dalam membuat membuat keputusan, mintalah selalu pimpinan Roh Kudus, dan sebuah tujuan itu harusnya tujuan yang jelas / atau memiliki suatu arah.
8.    Mengontrol amarah, memelihara kesabaran
Ams.14:29 Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Ams.14:17 Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
Sering kali orang menganggap marah adalah dosa, namun disini kami akan menjelaskan marah yang berakibat dosa dan marah yang tidak berakibat dosa, melainkan beroleh dampak yang baik
o   marah berakibat dosa ialah kemarahan yang hanya berpusat pada kepentingan diri sendiri Ef.4:26
o   Marah yang tidak berakibat dosa ialah ketika kita marah yang berpusat pada kemuliaan Tuhan, contoh ketika Tuhan kita marah Rumah Bapa dijadikan tempat perdagangan Yoh.2:13-16
Dengan kata lain marah boleh, asalkan kita sebagai pemimpin tahu sampai dimana batasannya, dan mau mengampuni.
9.    Mengatasi kekuatiran, konflik, dan kecemasan
1Pet.5:7 Serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Ia akan memelihara kamu.
Dalam mengatasi kekuatiran, konflik, dan kecemasan hendaknya kita berserah kepadaNya, dan mampu untuk mengendalikan diri.
Mengendalikan diri disini maksudnya ialah kita harus tahu batasan dalam mengambil keputusan, memberikan pendapat, dan menerima keputusan dan pendapat.
10.  Dll
Masih banyak sifat-sifat yang harus dimiliki, mungkin teman-teman sekalian dapat membantu untuk menambahkan
Kesimpulan
Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang tahu siapa dirinya, dan pemimpin yang tahu apa yang harus dilakukannya.

KEPUSTAKAAN



1.    Lay Agus, Drs Managemen – Expo ’85 L.P.M.I. Jakarta 1985.

2.    Octavianus P, DR     Manajemen dan kepemimpinan menurut Wahyu Allah – Gandum Mas YPPII.



[1] Drs. Agus Lay, 1985, h.30

No comments:

Post a Comment

trima kasih telah berkunjung