Pemimpin
ialah seorang yang mengetahui tujuannya dengan jelas, serta mampu mempengaruhi,
menggerakkan dan mengarahkan orang-orang lain untuk mencapai tujuan tersebut,
secara efektif[1].
3
Teori kepemimpinan:
Ø Teori
Genetis (Heriditas)
”Leaders are born and not made”
Penganut
teori ini percaya bahwa seseorang menjadi pemimpin oleh karena memang ia
dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan.
Ø Teori
Sosial
“Leaders are made and not born”
Mereka
percaya bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin, kalau dia memperoleh
pendidikan dan pengalaman serta mempunyai kesempatan yang cukup.
Ø Teori
Ekologis
Seseorang
dapat menjadi pemimpin yang baik, kalau memang ia memiliki bakat-bakat yang
bersifat genetis (namun bakat-bakat ini hanyalah suatu potensi yang perlu
dikembangkan lebih lanjut melalui pendidikan, pengalaman, dan kesempatan).
Apakah kita dilahirkan sebagai seorang
pemimpin?
Sering
kali di antara kita muncul pertanyaan demikian di dalam hati masing-masing, dan
sekarang tentunya ke-3 teori membantu menjawab kita, apakah kita memang
dilahirkan sebagai seorang pemimpin? Ketika kita sudah memiliki jawabannya,
sekarang yang kita butuhkan ialah sifat-sifat yang harus kita miliki sebagai
pemimpin, sekarang kelompok kami, akan mengupas sedikit mengenai sifat-sifat
yang harus di miliki.
Sifat-sifat
kepemimpinan
Seorang
pemimpin memerlukan sifat-sifat yang harus dimiliki, karena seorang pemimpin
bukanlah suatu pekerjaan yang sementara, melainkan pekerjaan yang bernilai
kekal (Ef.2:10). Sifat-sifat itu a.l:
1. Jujur
2. Berpandangan
luas
3. Obyektif
4. Hikmat
5. Tegas
dan jelas
6. Bertanggung
jawab
7. Terarah
pada tujuan
8. Mengontrol
amarah, memelihara kesabaran
9. Mengatasi
kekuatiran, konflik, dan kecemasan
10. dll
Berikut penjelasannya
1. Jujur
Mzm.64:11 Orang benar akan
bersukacita karena Tuhan dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan
bermegah.
Seorang pemimpin rohani
harus menyadari keadaan rohaninya sendiri. Kita tidak dapat mengukur rohani
orang lain, namun kita dapat mengukur tingkat kerohanian kita. Dengan mengerti
kerohanian kita sendiri, kita dapat berdiri menolong orang lain, kita juga
dapat berbicara kepada orang lain dengan tidak berlebihan dan juga tidak
terlalu merendahkan diri. Jika kita gagal dalam hal rohani, tentunya akan
berakibat dalam hal sekuler. Dalam hal kejujuran akan membuat kita dan orang
lain tahu bahwa kita bukanlah super hero yang serba bisa.
2. Berpandangan
luas
Banyak pemimpin yang
bekerja keras dengan melewati tantangan, rintangan, bahkan sampai air mata,
namun akhirnya tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan. Contoh, Musa tidak
diperkenankan Tuhan untuk memasuki tanah perjanjian (Ul.3:23-27). Berpandangan
luas adalah salah satu seni dalam seorang pemimpin. Dalam hal berpikir inilah
yang dibutuhkan seorang pemimpin, sehingga ia tidak hanya memaksakan kehendak
sendiri / memaksakan ego sendiri, namun lebih mau mendengarkan saran dari orang
lain.
3. Obyektif
Obyektif artinya memandang
sesuatu sebagaimana adanya dan juga menerima sesuatu sebagaimana adanya,
seorang yang obyektif berarti ia dapat melihat keseluruhan dalam berbagai hal
dengan mengambil garis yang tepat dari sebagala keseluruhan yang dapat kita
lihat.
Contohnya, kita mengadakan
rapat dengan 5 orang, maka kita pasti akan menemukan 5 pendapat. Obyektif di
sini berarti kita bersedia mendengarkan ke 5 pendapat ini dengan tidak
meremehkan.
4. Hikmat
Ams.8:11 Karena hikmat
lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang tidak dapat
menyamainya.
Ams.8:12 Aku, hikmat,
tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapatkan pengetahuan dan
kebijaksanaan.
Ketika kita menjabat
sebagai seorang pemimpin, tentunya akan banyak perkara yang terjadi, yang tidak
dapat kita mengerti, maka itu kita harus memiliki hikmat untuk menjawab setiap
perkara tersebut.
Langkah untuk mendapatkan
hikmat ialah:
1. Berdoa
Yak.1:5 ; Ams.4:5 ; Yoh 15:7
2. Firman
Tuhan, makin banyak kita membaca Firman Tuhan, maka akan banyaklah kita
memiliki hikmat Ams.8:17,21
5. Tegas
dan jelas
Ketika kita mengambil suatu
kesimpulan, hendaknya kesimpulan tersebut dapat diterima oleh semua pihak
dengan tidak merendahkan pendapat orang lain.
6. Bertanggung
jawab
Setiap pemimpin harus sadar
bahwa tidak ada pemimpin yang tidak pernah tidak gagal. Apapun skill yang
dimilikinya, talenta, atau bahkan bakat sekalipun, ia pasti pernah mengalami
kegagalan. Namun di tengah kegagalan ini, seorang pemimpin harus memiliki sifat
bertanggung jawab, sehingga ia mampu untuk menyelesaikan apa yang telah ia
mulai, dan dapat bangkit kembali setelah mengalami kegagalan.
7. Terarah
pada tujuan
Dalam membuat membuat
keputusan, mintalah selalu pimpinan Roh Kudus, dan sebuah tujuan itu harusnya
tujuan yang jelas / atau memiliki suatu arah.
8. Mengontrol
amarah, memelihara kesabaran
Ams.14:29 Orang yang sabar
besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
Ams.14:17 Siapa lekas naik
darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
Sering kali orang
menganggap marah adalah dosa, namun disini kami akan menjelaskan marah yang
berakibat dosa dan marah yang tidak berakibat dosa, melainkan beroleh dampak
yang baik
o
marah berakibat dosa ialah kemarahan yang
hanya berpusat pada kepentingan diri sendiri Ef.4:26
o
Marah yang tidak berakibat dosa ialah ketika
kita marah yang berpusat pada kemuliaan Tuhan, contoh ketika Tuhan kita marah
Rumah Bapa dijadikan tempat perdagangan Yoh.2:13-16
Dengan
kata lain marah boleh, asalkan kita sebagai pemimpin tahu sampai dimana
batasannya, dan mau mengampuni.
9. Mengatasi
kekuatiran, konflik, dan kecemasan
1Pet.5:7 Serahkan segala
kekuatiranmu kepadaNya sebab Ia akan memelihara kamu.
Dalam mengatasi kekuatiran,
konflik, dan kecemasan hendaknya kita berserah kepadaNya, dan mampu untuk
mengendalikan diri.
Mengendalikan diri disini
maksudnya ialah kita harus tahu batasan dalam mengambil keputusan, memberikan
pendapat, dan menerima keputusan dan pendapat.
10. Dll
Masih banyak sifat-sifat yang harus
dimiliki, mungkin teman-teman sekalian dapat membantu untuk menambahkan
Kesimpulan
Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang
tahu siapa dirinya, dan pemimpin yang tahu apa yang harus dilakukannya.
KEPUSTAKAAN
1.
Lay Agus, Drs Managemen – Expo ’85 L.P.M.I. Jakarta 1985.
2. Octavianus
P, DR Manajemen dan kepemimpinan menurut Wahyu Allah – Gandum Mas YPPII.
No comments:
Post a Comment
trima kasih telah berkunjung