22.12.12

Dosa keturunan


Kasus
Sering kali di antara kita memiliki pertanyaan, apakah kita masih berdosa atau tidak? Atau bagaimana dengan bayi yang baru lahir, apakah mereka memiliki dosa atau tidak? Sebagai mahasiswa Teologi saya akan mencoba menjelaskan sedikit mengenai dosa yang diturunkan / dosa keturunan, namun banyak sekali dosa-dosa keturunan, pada saat ini saya akan mencoba menjelaskan dosa manusia pertama kali, yang berdampak bagi seluruh keturunan manusia hingga saat ini.
Penciptaan manusia
Mengacu pada Kej.1:26 bahwa kita diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Yang artinya bahwa manusialah satu-satunya makhluk yang diberikan wewenanang untuk menjadi penguasa atas alam dan seluruh ciptaanNya.
26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Gen 1:26 ITB)
Manusia Jatuh dalam dosa
Sebagaimana telah dijelaskan dalam point di atas, bahwa kita sebagai manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia, karna hanya kita lah yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
Mengacu pada Kej.3:1-24 bahwa disinilah pertama kalinya manusia jatuh dalam dosa. Menurut pemahaman saya, bahwa ketika Adam dan Hawa diciptakan, mereka sama sekali ‘tidak memiliki dosa’, namun sayang ketika iblis berhasil membelokkan firman Tuhan, manusia yang tidak memiliki dosa itu mulai terjerumus untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat Kej.2:17 ; Kej.3:6.
Dengan demikian, manusia telah gagal memainkan perannya sebagai makhluk mulia. Keistimewaannya sebagai citra Allah telah hilang sama sekali. Konsekuensinya adalah manusia tidak mungkin lagi bisa mencapai Allah karena terhalang oleh dosa yang memisahkannya dengan sang Pencipta. Dosa merupakan jurang lebar yang memisahkan manusia dengan Allah Yes.59:2. Kesucian dan kekudusan Allah tidak memungkinkanNya bersekutu dengan manusia yang berdosa Yes.6:3[1]. Dan bahayanya firman Tuhan mengatakan bahwa semua manusia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah Rm.3:23
Perbuatan manusia yang jatuh dalam dosa inilah yang mengakibatkan, seluruh keturunan manusia memiliki pengetahuan yang baik dan jahat. Sama seperti Adam dan Hawa, pada dasarnya manusia tidak ingin/berhasrat berbuat dosa, cuma manusia lebih sering ditipu iblis dan tergoda oleh keinginannya sendiri.
Ketika manusia lahir/ seorang bayi lahir, menurut saya ia telah memiliki pengetahuan yang baik dan jahat, namun belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.
Keadilan Allah
Lalu dimanakah keadilan Allah? Apakah adil jika seorang bayi yang baru lahir sudah memiliki dosa? apakah adil jika seorang terlahir miskin, sementara ada yang terlahir kaya? Apakah adil jika seorang terlahir dengan cacat fisik?
Banyak ayat yang mencatat bahwa Allah kita adalah Allah yang adil seperti:
Maz 11:7 - “Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajahNya”.
Maz 116:5 - “TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang”.
Maz 23 –“Tuhan adalah gembala yang baik
Tetapi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam Alkitab, kita sering melihat hal-hal yang seolah-olah menunjukkan bahwa Allah itu tidak adil. Untuk menjawab masalah ini perlu diketahui bahwa ‘adil’ tidak berarti bahwa Allah harus memberi secara sama rata.
Dalam penciptaan, Tuhan memang tidak menciptakan secara sama rata. Tetapi Ia berhak melakukan itu. Sebab ini adalah kedaulatanNya! Jadi bukanlah tidak adil kalau ada yang terlahir kaya, dan ada yang terlahir miskin, dll.  (mari renungkan: Rm.9:14-15). Apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita bukan berarti Allah tidak adil dalam merancangkan kehidupan kita, yang menjadi permasalahan ialah, apa kah kita mau melakukan apa yang menjadi kehendak Allah? Sebab Ia adalah Allah yang bijaksana, hal yang terjadi dalam kehidupan kita ialah unik yang artinya Allah mau mengajar kita menurut cara dan rancanganNya sendiri (Maz145:17)[2]
Penutup dan kesimpulan
Kita sudah melihat bahwa Allah itu adil dan pasti menghukum dosa. Sedangkan semua manusia berdosa, bahkan sangat berdosa. Sekarang, bagaimana manusia berdosa ini bisa diselamatkan? Bagaimana dengan kita yang lahir dengan mempunyai dosa pemikiran yang jahat ini?
Banyak agama mengajarkan kalau kita mau selamat maka berbuat baiklah Bisakah manusia diselamatkan dengan berbuat baik? Tidak bisa, karena:
1.       Manusia tidak bisa berbuat baik.
Kej 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”.
Tit 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”.
2.      Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa perbuatan baik bisa menebus / menutup dosa.
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.
3.      Kalau manusia memang bisa menyelamatkan dirinya melalui berbuat baik, maka Kristus pasti tidak akan datang ke dunia, menjadi manusia, dan mati di salib bagi kita.
Gal 2:21b - “Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.
Percayalah kepada Yesus, sebab Dialah juruselamat dunia yang menyelamatkan manusia dari dosa. 1 orang berdosa mengakibatkan seluruh keturunan manusia menjadi berdosa ketika dia di lahirkan, maka adillah bila 1 orang di hukum karena dosa tersebut, sehingga seluruh manusia yang percaya kepadanya beroleh keselamatan. Sebab Kristus datang ke dunia, menderita dan mati di salib untuk dosa kita, menunjukkan bahwa memang tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan manusia.




[1] Benarkah Yesus juruselamat universal? . Elisa B. Surbakti hal:97
[2] Betapa senangnya mengenal Allah 1 – Richard L. Strauss hal:185

1 comment:

  1. YEHEZKIEL 18:1-32 Sebagai wakil Allah, Yehezkiel menyatakan bahwa manusia secara perorangan. tidak terlibat dalam dosa dan nasib nenek moyangnya (ay. 1-4). Kemudian sang nabi mengembangkan prinsip tanggung jawab pribadi setiap orang dengan contoh tiga generasi yang berurutan: seorang ayah yang benar, seorang anak yang fasik, dan seorang cucu yang benar (ay. 5-9, 10-13, 14-18). Dia menyatakan lagi prinsip tanggung jawab pribadi (ay. 19, 20), dan menyatakan bahwa pengampunan ilahi tersedia buat orang berdosa yang bertobat, tetapi bahwa orang yang murtad akan mati dalam dosanya (ay. 21-29). Sang nabi mengakhiri dengan sebuah nasihat agar bertobat dan diselamatkan (ay. 30-32).coba saudara maknai hal diatas maka saudara akan menyadari bahwa ALLAH dengan tegas menyatakan TIDAK ADA DOSA KETURUNAN..GBU

    ReplyDelete

trima kasih telah berkunjung