Menurut
KBBI arti dari idealisem adalah idealisme n 1 aliran
ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sbg satu-satunya hal yg
benar yg dapat dicamkan dan dipahami; 2 hidup atau berusaha hidup
menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna; 3 Sasaliran
yg mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan
kesempurnaan meskipun tidak sesuai dng kenyataan.
Jelas
dari arti idealisme bahwa mengenai usaha hidup dengan berdasarkan patokan yang
benar dan sempurna. Jadi patokan bagi umat Kristiani dalam sebuah perkawinan
Kristen tentu saja berpatokan pada Alkitab. Dan menjadi pertanyaan bagi umat
muslim, Apakah perkawinan Kristen bukan idealisme yang gagal? Hal ini wajar
saja karena memang pada kenyataannya sekalipun perkawinan Kristen itu monogami,
tetapi tidak sedikit pasangan yang main belakang, alias mempunyai WIL atau PIL,
terkesan main sembunyi-sembunyian, hal ini bertolak belakang dengan perkawinan
Islam yang memang memperbolehkan poligami, bahkan memperbolehkan satu suami
mempunyai 4 istri. Untuk lebih mengerti hal ini, perlu didasari dengan dasar
teologis dari perkawinan Kristen dan juga perkawinan Islam.
Perkawinan
dalam Kristen
Dasar teologis perkawinan Kristen
terdapat dalam Kejadian 2: 18 menyatakan, “ Tidak baik kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong yang sepadan dengan dia.”
Penolong yang sepadan berarti penolong yang dapat saling menunjang, saling
melengkapi di dalam kedudukannnya yang sederajad. Seorang pria kedudukannnya
tidak lebih tinggi dari kedudukan seorang wanita. Demikian juga sebaliknya.
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dalam derajad yang sama. Keduanya
bukanlah unsur yang bertentangan melainkan unsur yang saling melengkapi.
Pada
Kejadian 2: 24 Tuhan berfirman, “ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.” Dari ayat tersebut kita dapat melihat dasar-dasar yang Tuhan kehendaki
pada setiap pasangan suami-istri dalam pernikahan, yaitu:
1. “Meninggalkan orang tua”
Arti kata meninggalkan orang-tua
pada ayat ini banyak disalah artikan oleh banyak pasangan. Tentu bukan berarti
setelah menikah, maka tidak ada lagi komunikasi bahkan tidak lagi mengasihi
orang-tua. Tetapi dari kata tersebut
ingin agar setiap pasangan suami-istri untuk hidup mandiri dalam hal keuangan,
bersikap dewasa dalam mengambil keputusan, merencanakan masa depan mereka, dll.
Jadi meninggalkan orang-tua atau rumah sebelumnya mereka tinggal itu hanya
bersikap fisik tetapi tidak secara psikologis.
2.
“Bersatu dengan istri/suami”
Suami
dan istri harus menjadi satu dalam pikiran, cita-cita dan segala hal yang
bersangkutan dengan rumah tangga mereka. Di dalam kesatuan ini mereka pun harus
memperlihatkan sikap hidup saling memberi dan bukannya sikap saling menuntut.
Apabila semuanya saling menuntut maka rumah tangga itu akan berubah menjadi
rumah pengadilan. Bukankah cinta berarti siap memberikan yang terbaik buat
pasangan hidupnya! Bersatu dengan istri/suami merupakan komitmen dalam aspek
intelektual, emosional, spiritual dan jasmani dari hubungan yang terjalin di
antara suami-istri.
3. “Menjadi satu daging”
Menjadi satu daging atau melakukan
hubungan seksual adalah unsur ketiga yang dapat terjadi apabila mereka telah
“meninggalkan’ dan “bersatu” secara sah. Tanpa unsur pertama dan kedua tersebut
di atas maka persetubuhan adalah pelanggaran atau dosa dihadapan Allah. Tetapi
setelah melaksanakan pernikahan yang sah, persetubuhan merupakan ungkapan kasih
yang dalam yang memperlihatkan kesatuan antara suami dan istri.
Ketiga unsur tersebut di atas
adalah segi tiga yang sempurna; yang salah satu seginya tidak dapat
dihilangkan. Ketiga unsur itu menyatukan suami dan istri dalam segala hal: baik
dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit, dalam kekuatiran dan kepastian,
keberhasilan dan kegagalan. Oleh sebab itu, persekutuan suami-istri bukanlah
persekutuan yang sepele, bahkan bukan hanya merupakan suatu hubungan kontrak
yang dapat diputuskan apabila salah satu dari mereka sudah tidak suka terhadap
pasangannya. Persekutuan antara suami dan istri adalah persekutuan yang erat
dan sangat tinggi nilainya. Karena itu, Tuhan Yesus pernah mengatakan apa yang
telah dipersatukan oleh Allah
jangan dipisahkan oleh
manusia ( Mat. 19: 1-12; Mrk. 10: 2-9)
Perkawinan dalam Islam
Bebarapa hal perbedaan mengenai
perikahan Islam dan pernikahan Kristen adalah dari tujuan yang dipercayai oleh
pernilahan islam, yaitu :
1.
Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
2.
Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
3.
Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
4.
Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
5.
Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih
Apabila
melihat perbandingan di atas jelas ada perbedaan antara pernikahan Kristen dan
pernikahan Islam. Sekalipun intinya sama, yaitu untuk memperbanyak keturunan,
tetapi caranya atau tujuannya sangatlah berbeda. Tuhan rindu bahwa pernikahan
Kristen ini merupakan persiapan kita sebagai mempelai Kristus dan mengerti arti
dari kesetiaan. Jadi pernikahan Kristen merupakan gambaran mengenai hubungan
kita kepada Tuhan dan Tuhan kita adalah Allah yang cemburu ( Keluaran 34:14).
Itu sebabnya pernikahan Kristen merupakan pernikahan yang monogami. Apabila
dengan pasangan di bumi saja kita tidak setia, tidak cukup dengan satu
pasangan, bagaimana kita mengerti arti hubungan kita dengan Tuhan. Sekalipun
pada kenyataannya banyak pasangan Kristen yang akhirnya memlilih main
kucing-kucingan, ingat kembali bahwa idealisme Kristen, atau patokan kristen
adalah Alkitab, dan kasih sejati dapat mengalahkan segala-segalanya. Harapan
selalu ada ketika kita membawa persoalan yang ada, dalam hal ini mengenai
pernikahan, dibawa kepada Tuhan maka pemulihan akan terjadi dan pada akhirnya
hanya kemulian Tuhan yang dinyatakan. Memandang manusia, melihat pada masalah
tentu itu bukan jalan keluarnya, masih ada Yesus yang sanggup dan mau
memulihkan, memberkati, menolong. Jadi apabila ada umat Islam yang
mempertanyakan mengenai perkawinan Kristen bukan idealisme yang gagal. Itu
anggapan manusia, tetapi masih banyak janji-janji dan harapan bagi anak-anakNya
yang sungguh-sungguh berharap, fokus pada Tuhan. Baca dan renungkan FirmanNya
yang merupakan kekuatan (Roma 1:16).
“Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia." Markus
10:9
No comments:
Post a Comment
trima kasih telah berkunjung